Pages

Tuesday

Carut Marut Jakarta


Berkendara menjadi keseharian kita dalam beraktifitas, baik saat akan bekerja, berbelanja, berwisata dan bersenang senang ala jakarta yg sering banjir, ojek, bajay, angkot,bus metromini,truk container, taksi, dan mobil mewah asal jepang serta eropa menjadi pemandangan sehari hari warga kota Jakarta, macet dan asap tebal yang keluar dari kendaraan tua renta dan tak terawat menjadi primadona ibu kota Jakarta, Jakarta di benci tapi di sayangi, Jakarta tua tua keladi, makin tua makin menjadi jadi macet dan polusinya tidak ketinggalan kejahatannya”TERLALU”…
Adalagi primadona kota yaitu busway yang kendaraannya mulai tak terawat dan perlahan lahan standardnya mendekati metromini sama dengan sudah banyak copetnya dan sering mengalami kecelakaan, beribu permasalahan ibu kota ini sudah menjadi hal yang lumrah dan biasa biasa saja, perampokan, penodongan, pemerkosaan, penjualan gadis gadis di bawah umur sudah menjadi hiasan surat kabar ibu kota.
Jakarta selain di hiasi oleh kesemrawutan lalulintas dan tingkat kejahatannya yang tinggi, juga pusatnya kecelakaan, seperti tabrakan, tabrak lari, terguling, dan sebagainya,  pokoknya kecelakaan yang menyebabkan cacat permanen dan kematian, kalau orang kaya yang kecelakaan masih punya uang untuk di rawat, kalau orang miskin yang kecelakaan gara gara operator bus yang ugal - ugalan, bunuh diri aja sekalian, lumayan ngurangin jumlah penduduk Indonesia yang jumlahnya lebih dari 220 juta.
Kalau semua permasalahan sudah kronis seperti ini dan terus terjadi tanpa henti, kepeda siapakah pertanggungjawaban harus di limpahkan, apakah harus dilimpahkan semua kesalahan terhadap aparatur Negara, atau akankah di timpahkan ke oknum pelaku,atau menyalahkan system ,  atau pada siapa harus bertanya ??? mungkin  tanyakan saja Pada rumput yang bergoyang …
Solusi, solusi, dan solusi, katanya : mengatasi banjir, mengatasi kemacetan,mengatasi kecelakaan, mengatasi kejahatan dan kekerasan,rupanya hanya menjadi bahan olahan untuk kampanye pemilihan pemimpin yang korup dan si raja tega, menjadi komoditas pengerukan anggaran belanja Negara alias uang rakyat.

No comments:

Post a Comment